Soal nomor 29:
Stimulus:
Rudi adalah seorang seniman muda yang sangat mencintai dunia lukis. Ia memiliki studio lukis kecil di belakang rumahnya. Setiap hari, ia menghabiskan waktu berjam-jam di sana. Studio Rudi sangat rapi dan bersih. Alat-alat lukisnya tersusun di rak, kanvas-kanvas yang belum terpakai ditumpuk rapi di sudut, dan beberapa lukisan hasil karyanya terpajang di dinding. Rudi selalu berkata, "Lingkungan yang bersih akan membuat pikiran tenang dan ide-ide mengalir."
Suatu sore, Rudi sedang melukis pemandangan desa. Tiba-tiba, ia mendengar suara gaduh dari jalan. Rupanya, ada mobil pengangkut barang yang menabrak tiang listrik. Rudi, tanpa pikir panjang, meletakkan kuasnya dan berlari keluar untuk membantu. Ia melihat seorang kakek yang terguling dari gerobaknya akibat kecelakaan itu. Rudi membantu kakek tersebut berdiri, memberinya minum, dan membenahi barang-barangnya yang berserakan. Ia tidak peduli jika lukisannya belum selesai. Baginya, membantu orang lain jauh lebih penting.
Setelah memastikan kakek itu baik-baik saja, Rudi kembali ke studionya. Ia melihat pemandangan desa yang dilukisnya sudah hampir selesai, tetapi di sudut bawah kanvas terdapat noda cat yang tidak sengaja tertekan saat ia buru-buru keluar. Rudi tidak marah. Ia malah tersenyum. "Noda ini adalah pengingat bahwa kebaikan lebih berharga dari kesempurnaan," gumamnya. Rudi lalu mengambil kuas dan mengubah noda itu menjadi seekor burung kecil yang sedang hinggap di ranting pohon. Lukisan itu menjadi semakin istimewa dan berhasil memenangkan perlombaan tingkat kabupaten. Rudi tidak hanya dikenal sebagai pelukis hebat, tetapi juga sebagai anak yang suka menolong.
Bagaimana reaksi Rudi terhadap noda cat konsisten dengan karakternya?
Pilih Jawaban:
Jawaban benar dapat lebih dari satu.