Simulasi Soal TKA

Mapel: Bahasa Indonesia | Jenjang: SD MI

Perubahan Karakter Tokoh Dalam Teks Fiksi
Sedang dikerjakan Sudah dijawab Ragu-ragu Belum dijawab
0%
Soal nomor 1:

Di sebuah kota kecil yang dikelilingi perbukitan, tinggal seorang anak bernama Dimas yang dikenal pemalu dan jarang berbicara dengan teman-temannya. Setiap hari, ia hanya pergi ke sekolah dan langsung pulang ke rumah. Ia lebih suka membaca buku di kamarnya daripada bermain bersama anak-anak lain. Ibunya sering mengajaknya untuk bersosialisasi, tetapi Dimas merasa canggung dan takut ditertawakan.

Suatu hari, guru Bahasa Indonesia di sekolahnya memberi tugas kelompok membuat drama pendek berdasarkan cerita rakyat. Dimas awalnya tidak ingin ikut serta, tetapi karena aturan tugas wajib berkelompok, ia akhirnya bergabung dengan tiga teman sekelasnya. Awalnya, Dimas hanya menjadi penulis naskah, tetapi salah satu temannya yang menjadi pemeran utama jatuh sakit sehari sebelum pertunjukan. Dengan terpaksa, Dimas diminta menggantikannya karena ia yang paling memahami cerita.

Malam sebelum pentas, Dimas gelisah dan hampir menyerah. Namun, ibunya menyemangati bahwa keberanian dimulai saat seseorang mengalahkan rasa takutnya sendiri. Dengan dukungan teman-teman, Dimas akhirnya tampil di panggung. Meski awalnya gugup, lama-kelamaan ia mulai menikmati perannya. Setelah pertunjukan selesai, seluruh penonton memberikan tepuk tangan meriah. Sejak hari itu, Dimas berubah menjadi lebih percaya diri, aktif berdiskusi di kelas, dan bahkan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater.

Apa sifat Dimas sebelum mengikuti drama sekolah?

Soal nomor 2:

Di sebuah kota kecil yang dikelilingi perbukitan, tinggal seorang anak bernama Dimas yang dikenal pemalu dan jarang berbicara dengan teman-temannya. Setiap hari, ia hanya pergi ke sekolah dan langsung pulang ke rumah. Ia lebih suka membaca buku di kamarnya daripada bermain bersama anak-anak lain. Ibunya sering mengajaknya untuk bersosialisasi, tetapi Dimas merasa canggung dan takut ditertawakan.

Suatu hari, guru Bahasa Indonesia di sekolahnya memberi tugas kelompok membuat drama pendek berdasarkan cerita rakyat. Dimas awalnya tidak ingin ikut serta, tetapi karena aturan tugas wajib berkelompok, ia akhirnya bergabung dengan tiga teman sekelasnya. Awalnya, Dimas hanya menjadi penulis naskah, tetapi salah satu temannya yang menjadi pemeran utama jatuh sakit sehari sebelum pertunjukan. Dengan terpaksa, Dimas diminta menggantikannya karena ia yang paling memahami cerita.

Malam sebelum pentas, Dimas gelisah dan hampir menyerah. Namun, ibunya menyemangati bahwa keberanian dimulai saat seseorang mengalahkan rasa takutnya sendiri. Dengan dukungan teman-teman, Dimas akhirnya tampil di panggung. Meski awalnya gugup, lama-kelamaan ia mulai menikmati perannya. Setelah pertunjukan selesai, seluruh penonton memberikan tepuk tangan meriah. Sejak hari itu, Dimas berubah menjadi lebih percaya diri, aktif berdiskusi di kelas, dan bahkan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater.

Apa tugas pertama Dimas dalam proyek drama?

Soal nomor 3:

Di sebuah kota kecil yang dikelilingi perbukitan, tinggal seorang anak bernama Dimas yang dikenal pemalu dan jarang berbicara dengan teman-temannya. Setiap hari, ia hanya pergi ke sekolah dan langsung pulang ke rumah. Ia lebih suka membaca buku di kamarnya daripada bermain bersama anak-anak lain. Ibunya sering mengajaknya untuk bersosialisasi, tetapi Dimas merasa canggung dan takut ditertawakan.

Suatu hari, guru Bahasa Indonesia di sekolahnya memberi tugas kelompok membuat drama pendek berdasarkan cerita rakyat. Dimas awalnya tidak ingin ikut serta, tetapi karena aturan tugas wajib berkelompok, ia akhirnya bergabung dengan tiga teman sekelasnya. Awalnya, Dimas hanya menjadi penulis naskah, tetapi salah satu temannya yang menjadi pemeran utama jatuh sakit sehari sebelum pertunjukan. Dengan terpaksa, Dimas diminta menggantikannya karena ia yang paling memahami cerita.

Malam sebelum pentas, Dimas gelisah dan hampir menyerah. Namun, ibunya menyemangati bahwa keberanian dimulai saat seseorang mengalahkan rasa takutnya sendiri. Dengan dukungan teman-teman, Dimas akhirnya tampil di panggung. Meski awalnya gugup, lama-kelamaan ia mulai menikmati perannya. Setelah pertunjukan selesai, seluruh penonton memberikan tepuk tangan meriah. Sejak hari itu, Dimas berubah menjadi lebih percaya diri, aktif berdiskusi di kelas, dan bahkan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater.

Mengapa Dimas akhirnya tampil sebagai pemeran utama?

Soal nomor 4:

Di sebuah kota kecil yang dikelilingi perbukitan, tinggal seorang anak bernama Dimas yang dikenal pemalu dan jarang berbicara dengan teman-temannya. Setiap hari, ia hanya pergi ke sekolah dan langsung pulang ke rumah. Ia lebih suka membaca buku di kamarnya daripada bermain bersama anak-anak lain. Ibunya sering mengajaknya untuk bersosialisasi, tetapi Dimas merasa canggung dan takut ditertawakan.

Suatu hari, guru Bahasa Indonesia di sekolahnya memberi tugas kelompok membuat drama pendek berdasarkan cerita rakyat. Dimas awalnya tidak ingin ikut serta, tetapi karena aturan tugas wajib berkelompok, ia akhirnya bergabung dengan tiga teman sekelasnya. Awalnya, Dimas hanya menjadi penulis naskah, tetapi salah satu temannya yang menjadi pemeran utama jatuh sakit sehari sebelum pertunjukan. Dengan terpaksa, Dimas diminta menggantikannya karena ia yang paling memahami cerita.

Malam sebelum pentas, Dimas gelisah dan hampir menyerah. Namun, ibunya menyemangati bahwa keberanian dimulai saat seseorang mengalahkan rasa takutnya sendiri. Dengan dukungan teman-teman, Dimas akhirnya tampil di panggung. Meski awalnya gugup, lama-kelamaan ia mulai menikmati perannya. Setelah pertunjukan selesai, seluruh penonton memberikan tepuk tangan meriah. Sejak hari itu, Dimas berubah menjadi lebih percaya diri, aktif berdiskusi di kelas, dan bahkan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater.

Apa perasaan Dimas sebelum tampil di panggung?

Soal nomor 5:

Di sebuah kota kecil yang dikelilingi perbukitan, tinggal seorang anak bernama Dimas yang dikenal pemalu dan jarang berbicara dengan teman-temannya. Setiap hari, ia hanya pergi ke sekolah dan langsung pulang ke rumah. Ia lebih suka membaca buku di kamarnya daripada bermain bersama anak-anak lain. Ibunya sering mengajaknya untuk bersosialisasi, tetapi Dimas merasa canggung dan takut ditertawakan.

Suatu hari, guru Bahasa Indonesia di sekolahnya memberi tugas kelompok membuat drama pendek berdasarkan cerita rakyat. Dimas awalnya tidak ingin ikut serta, tetapi karena aturan tugas wajib berkelompok, ia akhirnya bergabung dengan tiga teman sekelasnya. Awalnya, Dimas hanya menjadi penulis naskah, tetapi salah satu temannya yang menjadi pemeran utama jatuh sakit sehari sebelum pertunjukan. Dengan terpaksa, Dimas diminta menggantikannya karena ia yang paling memahami cerita.

Malam sebelum pentas, Dimas gelisah dan hampir menyerah. Namun, ibunya menyemangati bahwa keberanian dimulai saat seseorang mengalahkan rasa takutnya sendiri. Dengan dukungan teman-teman, Dimas akhirnya tampil di panggung. Meski awalnya gugup, lama-kelamaan ia mulai menikmati perannya. Setelah pertunjukan selesai, seluruh penonton memberikan tepuk tangan meriah. Sejak hari itu, Dimas berubah menjadi lebih percaya diri, aktif berdiskusi di kelas, dan bahkan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater.

Apa yang dikatakan ibu Dimas untuk memberinya semangat?

Soal nomor 6:

Di sebuah kota kecil yang dikelilingi perbukitan, tinggal seorang anak bernama Dimas yang dikenal pemalu dan jarang berbicara dengan teman-temannya. Setiap hari, ia hanya pergi ke sekolah dan langsung pulang ke rumah. Ia lebih suka membaca buku di kamarnya daripada bermain bersama anak-anak lain. Ibunya sering mengajaknya untuk bersosialisasi, tetapi Dimas merasa canggung dan takut ditertawakan.

Suatu hari, guru Bahasa Indonesia di sekolahnya memberi tugas kelompok membuat drama pendek berdasarkan cerita rakyat. Dimas awalnya tidak ingin ikut serta, tetapi karena aturan tugas wajib berkelompok, ia akhirnya bergabung dengan tiga teman sekelasnya. Awalnya, Dimas hanya menjadi penulis naskah, tetapi salah satu temannya yang menjadi pemeran utama jatuh sakit sehari sebelum pertunjukan. Dengan terpaksa, Dimas diminta menggantikannya karena ia yang paling memahami cerita.

Malam sebelum pentas, Dimas gelisah dan hampir menyerah. Namun, ibunya menyemangati bahwa keberanian dimulai saat seseorang mengalahkan rasa takutnya sendiri. Dengan dukungan teman-teman, Dimas akhirnya tampil di panggung. Meski awalnya gugup, lama-kelamaan ia mulai menikmati perannya. Setelah pertunjukan selesai, seluruh penonton memberikan tepuk tangan meriah. Sejak hari itu, Dimas berubah menjadi lebih percaya diri, aktif berdiskusi di kelas, dan bahkan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater.

Bagaimana reaksi penonton setelah pertunjukan selesai?

Soal nomor 7:

Di sebuah kota kecil yang dikelilingi perbukitan, tinggal seorang anak bernama Dimas yang dikenal pemalu dan jarang berbicara dengan teman-temannya. Setiap hari, ia hanya pergi ke sekolah dan langsung pulang ke rumah. Ia lebih suka membaca buku di kamarnya daripada bermain bersama anak-anak lain. Ibunya sering mengajaknya untuk bersosialisasi, tetapi Dimas merasa canggung dan takut ditertawakan.

Suatu hari, guru Bahasa Indonesia di sekolahnya memberi tugas kelompok membuat drama pendek berdasarkan cerita rakyat. Dimas awalnya tidak ingin ikut serta, tetapi karena aturan tugas wajib berkelompok, ia akhirnya bergabung dengan tiga teman sekelasnya. Awalnya, Dimas hanya menjadi penulis naskah, tetapi salah satu temannya yang menjadi pemeran utama jatuh sakit sehari sebelum pertunjukan. Dengan terpaksa, Dimas diminta menggantikannya karena ia yang paling memahami cerita.

Malam sebelum pentas, Dimas gelisah dan hampir menyerah. Namun, ibunya menyemangati bahwa keberanian dimulai saat seseorang mengalahkan rasa takutnya sendiri. Dengan dukungan teman-teman, Dimas akhirnya tampil di panggung. Meski awalnya gugup, lama-kelamaan ia mulai menikmati perannya. Setelah pertunjukan selesai, seluruh penonton memberikan tepuk tangan meriah. Sejak hari itu, Dimas berubah menjadi lebih percaya diri, aktif berdiskusi di kelas, dan bahkan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater.

Apa perubahan yang terjadi pada Dimas setelah drama?

Soal nomor 8:

Di sebuah kota kecil yang dikelilingi perbukitan, tinggal seorang anak bernama Dimas yang dikenal pemalu dan jarang berbicara dengan teman-temannya. Setiap hari, ia hanya pergi ke sekolah dan langsung pulang ke rumah. Ia lebih suka membaca buku di kamarnya daripada bermain bersama anak-anak lain. Ibunya sering mengajaknya untuk bersosialisasi, tetapi Dimas merasa canggung dan takut ditertawakan.

Suatu hari, guru Bahasa Indonesia di sekolahnya memberi tugas kelompok membuat drama pendek berdasarkan cerita rakyat. Dimas awalnya tidak ingin ikut serta, tetapi karena aturan tugas wajib berkelompok, ia akhirnya bergabung dengan tiga teman sekelasnya. Awalnya, Dimas hanya menjadi penulis naskah, tetapi salah satu temannya yang menjadi pemeran utama jatuh sakit sehari sebelum pertunjukan. Dengan terpaksa, Dimas diminta menggantikannya karena ia yang paling memahami cerita.

Malam sebelum pentas, Dimas gelisah dan hampir menyerah. Namun, ibunya menyemangati bahwa keberanian dimulai saat seseorang mengalahkan rasa takutnya sendiri. Dengan dukungan teman-teman, Dimas akhirnya tampil di panggung. Meski awalnya gugup, lama-kelamaan ia mulai menikmati perannya. Setelah pertunjukan selesai, seluruh penonton memberikan tepuk tangan meriah. Sejak hari itu, Dimas berubah menjadi lebih percaya diri, aktif berdiskusi di kelas, dan bahkan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater.

Apa kegiatan baru yang diikuti Dimas setelah tampil di panggung?

Soal nomor 9:

Di sebuah kota kecil yang dikelilingi perbukitan, tinggal seorang anak bernama Dimas yang dikenal pemalu dan jarang berbicara dengan teman-temannya. Setiap hari, ia hanya pergi ke sekolah dan langsung pulang ke rumah. Ia lebih suka membaca buku di kamarnya daripada bermain bersama anak-anak lain. Ibunya sering mengajaknya untuk bersosialisasi, tetapi Dimas merasa canggung dan takut ditertawakan.

Suatu hari, guru Bahasa Indonesia di sekolahnya memberi tugas kelompok membuat drama pendek berdasarkan cerita rakyat. Dimas awalnya tidak ingin ikut serta, tetapi karena aturan tugas wajib berkelompok, ia akhirnya bergabung dengan tiga teman sekelasnya. Awalnya, Dimas hanya menjadi penulis naskah, tetapi salah satu temannya yang menjadi pemeran utama jatuh sakit sehari sebelum pertunjukan. Dengan terpaksa, Dimas diminta menggantikannya karena ia yang paling memahami cerita.

Malam sebelum pentas, Dimas gelisah dan hampir menyerah. Namun, ibunya menyemangati bahwa keberanian dimulai saat seseorang mengalahkan rasa takutnya sendiri. Dengan dukungan teman-teman, Dimas akhirnya tampil di panggung. Meski awalnya gugup, lama-kelamaan ia mulai menikmati perannya. Setelah pertunjukan selesai, seluruh penonton memberikan tepuk tangan meriah. Sejak hari itu, Dimas berubah menjadi lebih percaya diri, aktif berdiskusi di kelas, dan bahkan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater.

Apa latar tempat utama dalam cerita tersebut?

Soal nomor 10:

Di sebuah kota kecil yang dikelilingi perbukitan, tinggal seorang anak bernama Dimas yang dikenal pemalu dan jarang berbicara dengan teman-temannya. Setiap hari, ia hanya pergi ke sekolah dan langsung pulang ke rumah. Ia lebih suka membaca buku di kamarnya daripada bermain bersama anak-anak lain. Ibunya sering mengajaknya untuk bersosialisasi, tetapi Dimas merasa canggung dan takut ditertawakan.

Suatu hari, guru Bahasa Indonesia di sekolahnya memberi tugas kelompok membuat drama pendek berdasarkan cerita rakyat. Dimas awalnya tidak ingin ikut serta, tetapi karena aturan tugas wajib berkelompok, ia akhirnya bergabung dengan tiga teman sekelasnya. Awalnya, Dimas hanya menjadi penulis naskah, tetapi salah satu temannya yang menjadi pemeran utama jatuh sakit sehari sebelum pertunjukan. Dengan terpaksa, Dimas diminta menggantikannya karena ia yang paling memahami cerita.

Malam sebelum pentas, Dimas gelisah dan hampir menyerah. Namun, ibunya menyemangati bahwa keberanian dimulai saat seseorang mengalahkan rasa takutnya sendiri. Dengan dukungan teman-teman, Dimas akhirnya tampil di panggung. Meski awalnya gugup, lama-kelamaan ia mulai menikmati perannya. Setelah pertunjukan selesai, seluruh penonton memberikan tepuk tangan meriah. Sejak hari itu, Dimas berubah menjadi lebih percaya diri, aktif berdiskusi di kelas, dan bahkan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater.

Apa perubahan yang paling nyata pada karakter Dimas?