Soal nomor 10:
Matahari belum tinggi ketika Nanda membuka jendela kamarnya. Di luar, udara pagi menyambut dengan kesejukan yang khas, aroma tanah basah dari hujan semalam masih tercium. Ia melihat anak-anak tetangga sudah mulai beraktivitas—ada yang mencuci motor, ada pula yang membantu orang tuanya menata barang dagangan. Pemandangan itu mengingatkannya pada masa kecilnya di desa, saat semua anak terbiasa membantu orang tua sebelum berangkat sekolah.
Hari itu adalah hari pertama Nanda bekerja sebagai guru di sekolah menengah pertama yang terletak tidak jauh dari kota tempat tinggal barunya. Sebuah keputusan besar yang ia ambil setelah lima tahun bekerja di kantor sebagai analis data. Ia merasa kehidupannya terlalu hampa—terjebak dalam rutinitas yang kering makna. Pekerjaan barunya bukan soal gaji yang besar, melainkan soal mencari kembali sesuatu yang sempat hilang: rasa memiliki dan kebermanfaatan.
Sesampainya di sekolah, Nanda disambut oleh murid-murid yang penuh semangat dan penasaran. Di salah satu kelas, ia diminta untuk memperkenalkan diri. Ia pun bercerita tentang latar belakangnya, kenapa ia memilih mengajar, dan harapannya untuk mereka. Beberapa murid terlihat tersentuh. Mereka mengangkat tangan, bertanya tentang hal-hal yang tidak hanya soal pelajaran, tetapi juga tentang kehidupan.
Di akhir hari, saat berjalan pulang melewati gang kecil yang ramai, Nanda merasa dadanya ringan. Ia tersenyum pada setiap orang yang ia lewati. Dalam benaknya, ia berpikir: terkadang, keputusan yang tampak sederhana justru memiliki dampak besar dalam hidup. Ia kini merasa lebih utuh, lebih hidup. Dan ia tahu, meskipun perjalanan ini tidak mudah, ia sudah memilih jalan yang benar.
Apa yang membuat Nanda merasa “lebih utuh, lebih hidup” di akhir cerita?