Simulasi Soal TKA

Mapel: Bahasa Indonesia | Jenjang: SD MI

Menilai Kesesuaian Unsur Dan Informasi Dalam Teks Cerita
Sedang dikerjakan Sudah dijawab Ragu-ragu Belum dijawab
0%
Soal nomor 1:

Pada suatu pagi yang cerah, kelas 5 SD Nusantara mendapat kunjungan dari seorang penulis buku anak terkenal, Ibu Ratna. Kedatangannya disambut meriah oleh para siswa dan guru. Di aula sekolah, Ibu Ratna bercerita tentang proses menulis buku, mulai dari mencari ide, menulis naskah, hingga bukunya terbit dan dibaca oleh banyak orang. Ia juga menunjukkan beberapa bukunya yang penuh ilustrasi menarik.

Dalam sesi tanya jawab, seorang siswa bernama Lani bertanya, “Bagaimana Ibu bisa mendapatkan ide cerita?” Ibu Ratna menjelaskan bahwa ide bisa datang dari mana saja, seperti pengalaman sehari-hari, mimpi, atau kejadian lucu bersama teman. Ia menekankan pentingnya selalu mencatat ide yang muncul agar tidak mudah lupa. Ibu Ratna juga mengajak para siswa untuk menulis cerita sendiri di rumah dan membacakan karya mereka di kelas minggu depan.

Setelah kunjungan itu, suasana di kelas menjadi lebih semangat. Banyak siswa mulai menulis cerita pendek di buku tulis mereka. Lani menulis cerita tentang kucing peliharaannya yang lucu, sementara temannya, Jono, menulis tentang pengalaman bermain layang-layang. Pada hari pembacaan karya, semua siswa tampil percaya diri dan saling memberikan pujian. Guru mereka, Bu Rini, berkata, “Menulis itu bukan soal siapa paling hebat, tapi soal keberanian menuangkan ide dan membagikannya kepada orang lain.”

Apa yang dirasakan siswa setelah mendengar cerita dari Ibu Ratna?

Soal nomor 2:

Pada suatu pagi yang cerah, kelas 5 SD Nusantara mendapat kunjungan dari seorang penulis buku anak terkenal, Ibu Ratna. Kedatangannya disambut meriah oleh para siswa dan guru. Di aula sekolah, Ibu Ratna bercerita tentang proses menulis buku, mulai dari mencari ide, menulis naskah, hingga bukunya terbit dan dibaca oleh banyak orang. Ia juga menunjukkan beberapa bukunya yang penuh ilustrasi menarik.

Dalam sesi tanya jawab, seorang siswa bernama Lani bertanya, “Bagaimana Ibu bisa mendapatkan ide cerita?” Ibu Ratna menjelaskan bahwa ide bisa datang dari mana saja, seperti pengalaman sehari-hari, mimpi, atau kejadian lucu bersama teman. Ia menekankan pentingnya selalu mencatat ide yang muncul agar tidak mudah lupa. Ibu Ratna juga mengajak para siswa untuk menulis cerita sendiri di rumah dan membacakan karya mereka di kelas minggu depan.

Setelah kunjungan itu, suasana di kelas menjadi lebih semangat. Banyak siswa mulai menulis cerita pendek di buku tulis mereka. Lani menulis cerita tentang kucing peliharaannya yang lucu, sementara temannya, Jono, menulis tentang pengalaman bermain layang-layang. Pada hari pembacaan karya, semua siswa tampil percaya diri dan saling memberikan pujian. Guru mereka, Bu Rini, berkata, “Menulis itu bukan soal siapa paling hebat, tapi soal keberanian menuangkan ide dan membagikannya kepada orang lain.”

Bagaimana sikap Ibu Ratna terhadap ide-ide kecil yang dimiliki anak-anak?

Soal nomor 3:

Pada suatu pagi yang cerah, kelas 5 SD Nusantara mendapat kunjungan dari seorang penulis buku anak terkenal, Ibu Ratna. Kedatangannya disambut meriah oleh para siswa dan guru. Di aula sekolah, Ibu Ratna bercerita tentang proses menulis buku, mulai dari mencari ide, menulis naskah, hingga bukunya terbit dan dibaca oleh banyak orang. Ia juga menunjukkan beberapa bukunya yang penuh ilustrasi menarik.

Dalam sesi tanya jawab, seorang siswa bernama Lani bertanya, “Bagaimana Ibu bisa mendapatkan ide cerita?” Ibu Ratna menjelaskan bahwa ide bisa datang dari mana saja, seperti pengalaman sehari-hari, mimpi, atau kejadian lucu bersama teman. Ia menekankan pentingnya selalu mencatat ide yang muncul agar tidak mudah lupa. Ibu Ratna juga mengajak para siswa untuk menulis cerita sendiri di rumah dan membacakan karya mereka di kelas minggu depan.

Setelah kunjungan itu, suasana di kelas menjadi lebih semangat. Banyak siswa mulai menulis cerita pendek di buku tulis mereka. Lani menulis cerita tentang kucing peliharaannya yang lucu, sementara temannya, Jono, menulis tentang pengalaman bermain layang-layang. Pada hari pembacaan karya, semua siswa tampil percaya diri dan saling memberikan pujian. Guru mereka, Bu Rini, berkata, “Menulis itu bukan soal siapa paling hebat, tapi soal keberanian menuangkan ide dan membagikannya kepada orang lain.”

Apa yang membuat cerita Lani dan Jono menjadi unik menurut cerita?

Soal nomor 4:

Pada suatu pagi yang cerah, kelas 5 SD Nusantara mendapat kunjungan dari seorang penulis buku anak terkenal, Ibu Ratna. Kedatangannya disambut meriah oleh para siswa dan guru. Di aula sekolah, Ibu Ratna bercerita tentang proses menulis buku, mulai dari mencari ide, menulis naskah, hingga bukunya terbit dan dibaca oleh banyak orang. Ia juga menunjukkan beberapa bukunya yang penuh ilustrasi menarik.

Dalam sesi tanya jawab, seorang siswa bernama Lani bertanya, “Bagaimana Ibu bisa mendapatkan ide cerita?” Ibu Ratna menjelaskan bahwa ide bisa datang dari mana saja, seperti pengalaman sehari-hari, mimpi, atau kejadian lucu bersama teman. Ia menekankan pentingnya selalu mencatat ide yang muncul agar tidak mudah lupa. Ibu Ratna juga mengajak para siswa untuk menulis cerita sendiri di rumah dan membacakan karya mereka di kelas minggu depan.

Setelah kunjungan itu, suasana di kelas menjadi lebih semangat. Banyak siswa mulai menulis cerita pendek di buku tulis mereka. Lani menulis cerita tentang kucing peliharaannya yang lucu, sementara temannya, Jono, menulis tentang pengalaman bermain layang-layang. Pada hari pembacaan karya, semua siswa tampil percaya diri dan saling memberikan pujian. Guru mereka, Bu Rini, berkata, “Menulis itu bukan soal siapa paling hebat, tapi soal keberanian menuangkan ide dan membagikannya kepada orang lain.”

Mengapa penting bagi siswa mencatat ide menurut Ibu Ratna?

Soal nomor 5:

Pada suatu pagi yang cerah, kelas 5 SD Nusantara mendapat kunjungan dari seorang penulis buku anak terkenal, Ibu Ratna. Kedatangannya disambut meriah oleh para siswa dan guru. Di aula sekolah, Ibu Ratna bercerita tentang proses menulis buku, mulai dari mencari ide, menulis naskah, hingga bukunya terbit dan dibaca oleh banyak orang. Ia juga menunjukkan beberapa bukunya yang penuh ilustrasi menarik.

Dalam sesi tanya jawab, seorang siswa bernama Lani bertanya, “Bagaimana Ibu bisa mendapatkan ide cerita?” Ibu Ratna menjelaskan bahwa ide bisa datang dari mana saja, seperti pengalaman sehari-hari, mimpi, atau kejadian lucu bersama teman. Ia menekankan pentingnya selalu mencatat ide yang muncul agar tidak mudah lupa. Ibu Ratna juga mengajak para siswa untuk menulis cerita sendiri di rumah dan membacakan karya mereka di kelas minggu depan.

Setelah kunjungan itu, suasana di kelas menjadi lebih semangat. Banyak siswa mulai menulis cerita pendek di buku tulis mereka. Lani menulis cerita tentang kucing peliharaannya yang lucu, sementara temannya, Jono, menulis tentang pengalaman bermain layang-layang. Pada hari pembacaan karya, semua siswa tampil percaya diri dan saling memberikan pujian. Guru mereka, Bu Rini, berkata, “Menulis itu bukan soal siapa paling hebat, tapi soal keberanian menuangkan ide dan membagikannya kepada orang lain.”

Bagaimana suasana kelas setelah kunjungan Ibu Ratna?

Soal nomor 6:

Pada suatu pagi yang cerah, kelas 5 SD Nusantara mendapat kunjungan dari seorang penulis buku anak terkenal, Ibu Ratna. Kedatangannya disambut meriah oleh para siswa dan guru. Di aula sekolah, Ibu Ratna bercerita tentang proses menulis buku, mulai dari mencari ide, menulis naskah, hingga bukunya terbit dan dibaca oleh banyak orang. Ia juga menunjukkan beberapa bukunya yang penuh ilustrasi menarik.

Dalam sesi tanya jawab, seorang siswa bernama Lani bertanya, “Bagaimana Ibu bisa mendapatkan ide cerita?” Ibu Ratna menjelaskan bahwa ide bisa datang dari mana saja, seperti pengalaman sehari-hari, mimpi, atau kejadian lucu bersama teman. Ia menekankan pentingnya selalu mencatat ide yang muncul agar tidak mudah lupa. Ibu Ratna juga mengajak para siswa untuk menulis cerita sendiri di rumah dan membacakan karya mereka di kelas minggu depan.

Setelah kunjungan itu, suasana di kelas menjadi lebih semangat. Banyak siswa mulai menulis cerita pendek di buku tulis mereka. Lani menulis cerita tentang kucing peliharaannya yang lucu, sementara temannya, Jono, menulis tentang pengalaman bermain layang-layang. Pada hari pembacaan karya, semua siswa tampil percaya diri dan saling memberikan pujian. Guru mereka, Bu Rini, berkata, “Menulis itu bukan soal siapa paling hebat, tapi soal keberanian menuangkan ide dan membagikannya kepada orang lain.”

Siapa yang memberi motivasi kepada siswa untuk tidak takut menulis?

Soal nomor 7:

Pada suatu pagi yang cerah, kelas 5 SD Nusantara mendapat kunjungan dari seorang penulis buku anak terkenal, Ibu Ratna. Kedatangannya disambut meriah oleh para siswa dan guru. Di aula sekolah, Ibu Ratna bercerita tentang proses menulis buku, mulai dari mencari ide, menulis naskah, hingga bukunya terbit dan dibaca oleh banyak orang. Ia juga menunjukkan beberapa bukunya yang penuh ilustrasi menarik.

Dalam sesi tanya jawab, seorang siswa bernama Lani bertanya, “Bagaimana Ibu bisa mendapatkan ide cerita?” Ibu Ratna menjelaskan bahwa ide bisa datang dari mana saja, seperti pengalaman sehari-hari, mimpi, atau kejadian lucu bersama teman. Ia menekankan pentingnya selalu mencatat ide yang muncul agar tidak mudah lupa. Ibu Ratna juga mengajak para siswa untuk menulis cerita sendiri di rumah dan membacakan karya mereka di kelas minggu depan.

Setelah kunjungan itu, suasana di kelas menjadi lebih semangat. Banyak siswa mulai menulis cerita pendek di buku tulis mereka. Lani menulis cerita tentang kucing peliharaannya yang lucu, sementara temannya, Jono, menulis tentang pengalaman bermain layang-layang. Pada hari pembacaan karya, semua siswa tampil percaya diri dan saling memberikan pujian. Guru mereka, Bu Rini, berkata, “Menulis itu bukan soal siapa paling hebat, tapi soal keberanian menuangkan ide dan membagikannya kepada orang lain.”

Apa manfaat membaca karya sendiri di depan kelas?

Soal nomor 8:

Pada suatu pagi yang cerah, kelas 5 SD Nusantara mendapat kunjungan dari seorang penulis buku anak terkenal, Ibu Ratna. Kedatangannya disambut meriah oleh para siswa dan guru. Di aula sekolah, Ibu Ratna bercerita tentang proses menulis buku, mulai dari mencari ide, menulis naskah, hingga bukunya terbit dan dibaca oleh banyak orang. Ia juga menunjukkan beberapa bukunya yang penuh ilustrasi menarik.

Dalam sesi tanya jawab, seorang siswa bernama Lani bertanya, “Bagaimana Ibu bisa mendapatkan ide cerita?” Ibu Ratna menjelaskan bahwa ide bisa datang dari mana saja, seperti pengalaman sehari-hari, mimpi, atau kejadian lucu bersama teman. Ia menekankan pentingnya selalu mencatat ide yang muncul agar tidak mudah lupa. Ibu Ratna juga mengajak para siswa untuk menulis cerita sendiri di rumah dan membacakan karya mereka di kelas minggu depan.

Setelah kunjungan itu, suasana di kelas menjadi lebih semangat. Banyak siswa mulai menulis cerita pendek di buku tulis mereka. Lani menulis cerita tentang kucing peliharaannya yang lucu, sementara temannya, Jono, menulis tentang pengalaman bermain layang-layang. Pada hari pembacaan karya, semua siswa tampil percaya diri dan saling memberikan pujian. Guru mereka, Bu Rini, berkata, “Menulis itu bukan soal siapa paling hebat, tapi soal keberanian menuangkan ide dan membagikannya kepada orang lain.”

Mengapa Ibu Ratna menunjukkan ilustrasi dalam bukunya?

Soal nomor 9:

Pada suatu pagi yang cerah, kelas 5 SD Nusantara mendapat kunjungan dari seorang penulis buku anak terkenal, Ibu Ratna. Kedatangannya disambut meriah oleh para siswa dan guru. Di aula sekolah, Ibu Ratna bercerita tentang proses menulis buku, mulai dari mencari ide, menulis naskah, hingga bukunya terbit dan dibaca oleh banyak orang. Ia juga menunjukkan beberapa bukunya yang penuh ilustrasi menarik.

Dalam sesi tanya jawab, seorang siswa bernama Lani bertanya, “Bagaimana Ibu bisa mendapatkan ide cerita?” Ibu Ratna menjelaskan bahwa ide bisa datang dari mana saja, seperti pengalaman sehari-hari, mimpi, atau kejadian lucu bersama teman. Ia menekankan pentingnya selalu mencatat ide yang muncul agar tidak mudah lupa. Ibu Ratna juga mengajak para siswa untuk menulis cerita sendiri di rumah dan membacakan karya mereka di kelas minggu depan.

Setelah kunjungan itu, suasana di kelas menjadi lebih semangat. Banyak siswa mulai menulis cerita pendek di buku tulis mereka. Lani menulis cerita tentang kucing peliharaannya yang lucu, sementara temannya, Jono, menulis tentang pengalaman bermain layang-layang. Pada hari pembacaan karya, semua siswa tampil percaya diri dan saling memberikan pujian. Guru mereka, Bu Rini, berkata, “Menulis itu bukan soal siapa paling hebat, tapi soal keberanian menuangkan ide dan membagikannya kepada orang lain.”

Siapa tokoh inspiratif dalam teks tersebut?

Soal nomor 10:

Pada suatu pagi yang cerah, kelas 5 SD Nusantara mendapat kunjungan dari seorang penulis buku anak terkenal, Ibu Ratna. Kedatangannya disambut meriah oleh para siswa dan guru. Di aula sekolah, Ibu Ratna bercerita tentang proses menulis buku, mulai dari mencari ide, menulis naskah, hingga bukunya terbit dan dibaca oleh banyak orang. Ia juga menunjukkan beberapa bukunya yang penuh ilustrasi menarik.

Dalam sesi tanya jawab, seorang siswa bernama Lani bertanya, “Bagaimana Ibu bisa mendapatkan ide cerita?” Ibu Ratna menjelaskan bahwa ide bisa datang dari mana saja, seperti pengalaman sehari-hari, mimpi, atau kejadian lucu bersama teman. Ia menekankan pentingnya selalu mencatat ide yang muncul agar tidak mudah lupa. Ibu Ratna juga mengajak para siswa untuk menulis cerita sendiri di rumah dan membacakan karya mereka di kelas minggu depan.

Setelah kunjungan itu, suasana di kelas menjadi lebih semangat. Banyak siswa mulai menulis cerita pendek di buku tulis mereka. Lani menulis cerita tentang kucing peliharaannya yang lucu, sementara temannya, Jono, menulis tentang pengalaman bermain layang-layang. Pada hari pembacaan karya, semua siswa tampil percaya diri dan saling memberikan pujian. Guru mereka, Bu Rini, berkata, “Menulis itu bukan soal siapa paling hebat, tapi soal keberanian menuangkan ide dan membagikannya kepada orang lain.”

Apa yang dapat disimpulkan dari tanggapan siswa terhadap kegiatan menulis?